In-depth

Termasuk AC Milan dan Napoli Musim Ini, 5 Juara Bertahan Liga Italia Terburuk dalam Sejarah

Rabu, 15 November 2023 07:30 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© REUTERS/Ciro De Luca
Liga Italia (Serie A) belakangan tidak ramah pada tim juara bertahan mereka. Tidak ada klub yang bisa mempertahankan mahkota mereka sejak 2019/2020. (Foto: REUTERS/Ciro De Luca) Copyright: © REUTERS/Ciro De Luca
Liga Italia (Serie A) belakangan tidak ramah pada tim juara bertahan mereka. Tidak ada klub yang bisa mempertahankan mahkota mereka sejak 2019/2020. (Foto: REUTERS/Ciro De Luca)

INDOSPORT.COM - Liga Italia (Serie A) belakangan tidak ramah pada tim juara bertahan mereka. Tidak ada klub yang bisa mempertahankan mahkota mereka sejak 2019/2020.

Setelah Juventus, Inter Milan, dan AC Milan di tiga musim sebelumnya, kini Napoli terancam kutukan yang sama di 2023/2024.

Usai memutus puasa Scudetto selama tiga dekade dengan menjuarai Liga Italia 2022/2023 lalu, Napoli kini malah terjerumus dalam krisis.

Pelatih yang membawa mereka pada sukses musim lalu, Luciano Spalletti, didepak karena ketidaksepahaman dengan presiden serta manajemen untuk kemudian digantikan Rudi Garcia.

Garcia memang pelatih yang sudah makan asam dan garam di Liga Italia namun itu saja tidak cukup untuk mempertahankan performa Victor Osimhen dan kolega dalam usaha mempertahankan gelar.

Akhirnya usai hanya bisa meraih 21 poin dari 12 pertandingan, pergantian pelatih kembali terjadi di tubuh Napoli. Walter Mazzarri direkrut lagi setelah sebelumnya juga sudah pernah menjadi allenatore I Partenopei periode 2009-2013.

Sebernarnya karena 2023/2024 belum selesai bergulir, kurang adil rasanya jika menyebut Napoli musim ini termasuk dalam juara bertahan terburuk namun peluang untuk mencapai taraf tersebut di saat bersamaa juga terbuka.

Mereka harus belajar dari pengalaman klub-klub berikut ini yang justru merasakan bencana usai sebelumnya berjaya menjadi raja kasta teratas Liga Italia.

AC Milan 2022/2023

Dimulai dari yang terbaru, AC Milan di 2022/2023 menunjukkan performa yang sangat mengecewakan. Diprediksi bisa menunjukkan peningkatan usai Scudetto pertama dalam satu dekade, I Rossoneri justru kehilangan taji.

Talent Identification yang buruk di bursa transfer musim panas membuat klub hanya bisa mendatangkan nama-nama seperti Ciprian Tatarusanu, Charles De Ketelaere, dan Divock Origi, yang dianggap sebagai benalu ketimbang sumber kekuatan baru.

70 poin yang AC Milan kumpulkan di 2022/2023 menunjukkan adanya penurunan 16 angka dari musim sebelumnya.

Bahkan mereka nyaris gagal finis di empat besar sebelum lolos dari lubang jarum pada laga-laga terakhir.