Teori Konspirasi, Hiburan Saat Pandemi Corona dan Serial Michael Jordan 'The Last Dance'

Selasa, 28 April 2020 11:07 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
© Twitter@ESPN
Serial dokumenter Michael Jordan dan Chicago Bulls, The Last Dance, di Netflix. Copyright: © Twitter@ESPN
Serial dokumenter Michael Jordan dan Chicago Bulls, The Last Dance, di Netflix.

INDOSPORT.COM - Teori Konspirasi soal corona menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini. Lalu apa hubungannya teori konspirasi dan dokumenter Michael Jordan 'The Last Dance'?

Teori konspirasi menjadi satu hal yang ramai dibicarakan dalam beberapa hari terakhir. Perbincangan soal teori konspirasi itu tentu tak lepas dari pandemi corona yang masih menjangkiti dunia. 

Salah satu teori konspirasi pertama yang muncul saat corona pertama kali mewabah adalah, virus corona bukan berasal dari kelelawar, melainkan covid-19 adalah senjata biologis yang diproduksi oleh China, lewat laboratorium di Wuhan, tempat pertama kali wabah corona ditemukan. 

Kemudian, teori konspirasi tersebut berkembang dan menyebut bahwa corona diciptakan untuk mengurangi populasi lanjut usia (lansia) di dunia, karena memang cukup banyak korban meninggal dunia karena corona berusia lanjut dan memiliki penyakit lain. 

Selanjutnya, di Indonesia teori konspirasi berkembang menjadi 'jumlah korban positif corona dibesar-besarkan', dimana hal ini menjadi kontroversi dan ramai dibicarakan di media sosial.

Teori konspirasi sendiri adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu peristiwa adalah rahasia. 

Lalu apa hubungannya teori konspirasi dan dokumenter Michael Jordan 'The Last Dance'?

The Last Dance yang Bocor Lebih Dulu 

Setelah tayang perdana pada 19 April lalu, serial dokumenter Michael Jordan berjudul 'The Last Dance' mendapat sambutan yang sangat meriah. 

Pada penayangan perdana, episode pertama 'The Last Dance' ditonton sebanyak 6,3 juta dan episode kedua ditonton oleh 5,8 juta penonton. jumlah penonton yang tinggi tersebut menjadikan The Last Dance sebagai film dokumenter ESPN yang paling banyak ditonton pada penayangan perdananya.

'The Last Dance' kemudian menjadi viral di media sosial dan menjadi trending topic. Tak lama berselang setelah penayangan perdana, sejumlah episode dari 'The Last Dance' akhirnya bocor di internet. 

Jika mengaitkan bocornya 'The Last Dance' di internet dengan teori konspirasi, maka pertanyaan yang muncul adalah "siapa yang bertanggungjawab atas bocornya film tersebut di internet"?

Apabila kita menelusuri prosesnya, saat serial ini bocor ke internet setidaknya sampai 8 episode, episode yang sudah ditayangkan secara resmi baru 2 episode saja. 

Maka teori konspirasi yang paling mungkin adalah "salah satu oknum dari distributor serial ini yang membocorkannya". Mengapa? Karena selain pihak yang memproduksi serial ini, data asli serial ini tentu dimiliki oleh pihak distributor untuk disebarluaskan secara resmi di platform penyedia film dan serial digital. 

Teori kedua yang mungkin adalah bocornya serial 'The Last Dance' disebabkan oleh para peretas atau hacker. Dua hal itu yang paling mungkin menjadi penyebab bocornya serial ini di internet. 

Lalu bagaimana dengan 'pembajak konvensional'? Pembajak konvensional tentunya menggunakan metode-metode konvensional, seperti merekam film yang sedang tayang di bioskop secara langsung menggunakan kamera, atau merekam film dari platform streaming. 

Maka tentunya sulit untuk mereka mendapatkan episode-episode yang belum tayang, sedangkan episode 'The Last Dance' yang bocor sudah sampai episode 8, dan episode yang tayang secara resmi saat itu baru 2 episode. 

Hiburan Saat Pandemi Corona 

Film dan serial memang menjadi salah satu hiburan utama di tengah pandemi corona. Masyarakat yang aktifitasnya kini mulai dialihkan ke rumah masing-masing, menjadikan film dan serial yang ditayangkan di berbagai platform streaming sebagai hiburan utama. 

Pandemi corona membuat bioskop yang tadinya menjadi sumber hiburan harus ditutup. Penutupan bioskop kemudian mengakibatkan setidaknya puluhan judul film yang harusnya tayang di bulan Maret-Mei 2020 ditunda penayangannya. 

Sejumlah judul film juga akhirnya memutuskan untuk tidak jadi tayang di bioskop dan akan dirilis secara digital, contohnya film terbaru dari Scooby Doo. 

Sejumlah judul film yang baru saja tayang pada bulan Februari dan bulan Maret lalu juga mempercepat proses perilisan versi digital dari filmnya. 

Jika kita kembalikan ke kasus bocornya serial 'The Last Dance', maka kebutuhan akan hiburan di masa pandemi corona, bisa menjadi salah satu motif untuk oknum yang membocorkan serial tersebut melancarkan aksinya.