Review Episode 1 'The Last Dance': Bisnis vs Prestasi

Selasa, 28 April 2020 11:46 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
© Twitter@ESPN
Serial dokumenter Michael Jordan dan Chicago Bulls, The Last Dance, di Netflix. Copyright: © Twitter@ESPN
Serial dokumenter Michael Jordan dan Chicago Bulls, The Last Dance, di Netflix.

INDOSPORT.COM - Serial 'The Last Dance' sudah tayang perdana sejak 19 April 2020. Berikut review episode 1 'The Last Dance' versi INDOSPORT. 

Michael Jordan, bisa disebut sebagai salah satu atlet basket paling terkenal sepanjang sejarah. Kesuksesannya bersama Chicago Bulls di ajang NBA pada era 90-an, menjadi pemicunya. 

Michael Jordan menjadi tumpuan utama Chicago Bulls saat meraih 6 gelar di NBA. Michael Jordan pun kemudian menjadi superstar dan jadi sorotan dunia. 

Selain sukses berkarier sebagai pebasket di NBA dengan sejumlah gelar mentereng, Michael Jordan juga dikenal sukses dengan lini usaha sepatunya. 

Bahkan brand miliknya, 'Air Jordan', menjadi brand populer di dunia basket. Cerita hidup dan kesuksesannya tentu bisa menjadi tontonan menarik jika diangkat menjadi sebuah serial. 

Hingga akhirnya di tahun 2020 ini, serial dokumenter tentang Michael Jordan diangkat dengan judul 'The Last Dance'. Berikut review episode pertama 'The Last Dance' versi INDOSPORT. 

Sinopsis

Berlatar kebangkitan Chicago Bulls di era 90-an, dipimpin oleh Michael Jordan, salah satu dinasti paling penting dalam sejarah olahraga. 

Plot

Sebagai sebuah serial dokumenter, 'The Last Dance' tentu memakai pakem alur yang umum, yaitu alur maju-mundur. Satu persatu momen penting Michael Jordan dan Chicago Bulls di era 90-an disajikan satu per satu. 

Momen-momen bersejarah tersebut disajikan dengan baik dengan tone yang grainy ala dokumenter lawas tentunya. Meski banyak momen penting yang disajikan, masih ada beberapa cuplikan footage yang kurang relevansinya kepada alur cerita serial ini. 

Konfliknya dibangun cukup cepat di awal episode satu ini dengan mempertentangkan kesuksesan Chicago Bulls dalam beberapa tahun, dengan usia para penggawanya yang mulai menua, dan membuat manajemen Chicago Bulls mulai berpikir untuk membangun ulang tim untuk kepentingan lain seperti bisnis.

Tokoh

Selain Michael Jordan sebagai tokoh utama yang diceritakan dalam serial ini, hadir pula sang pelatih Phil Jackson, dan bintang-bintang Chicago Bulls saat itu seperti Dennis Rodman, Scottie Pippen, hingga Steve Kerr. 

Sebagai tokoh antagonis hadir dalam sosok General Manager Chicago Bulls saat itu, Jerry Krause. Tokoh-tokoh itu hadir dalam footage dokumenter masa lampau. 

Sedangkan untuk adegan-adegan interview ala film dokumenter, turut pula dihadirkan sejumlah wartawan olahraga terkenal, salah satunya adalah David Aldridge, wartawan yang juga muncul di game NBA 2K.

Soundtrack dan Background Music 

Dari segi soundtrack dan background music, tak banyak lagu yang mencolok dan terngiang-ngiang di telinga setelah selesai menonton. Background music di awal film juga kurang mengena di telinga. 

Kelebihan 

Salah satu yang menjadi kelebihan dari 'The Last Dance' sebagai serial dokumenter, adalah kehadiran berbagai kalangan seperti pemilik klub, pelatih Michael Jordan saat kuliah, hingga wartawan-wartawan olahraga. 

Hadirnya banyak tokoh tersebut membuat banyak sudut pandang yang bisa ditampilkan di film ini. 

Kekurangan

Sayangnya, serial 'The Last Dance' episode pertama kurang membuat penasaran. Episode ini diakhiri dengan cara yang sangat biasa, dan tidak menghadirkan "cliffhanger" atau cerita yang gantung. 

Padahal, serial pada umumnya diakhiri dengan adegan yang selalu membuat penonton penasaran untuk menyaksikan episode-episode selanjutnya. 

Ketika episode 1 selesai, seolah-olah tak banyak lagi hal yang akan diceritakan di episode-episode selanjutnya, bahkan esensi dari judul serial ini sudah bisa dirasakan sejak episode pertama.