3 Lawan Berat LeBron James yang Berujung Jadi Rekannya Sendiri

Jumat, 19 Juni 2020 17:03 WIB
Penulis: Farhan Naufal Iskandar | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Dave Reginek/Getty Images
Pemain basket NBA dari klub Detroit Pistons, Derrick Rose. Copyright: © Dave Reginek/Getty Images
Pemain basket NBA dari klub Detroit Pistons, Derrick Rose.
Derrick Rose

Salah satu pemain dengan fans terbanyak di dunia, Derrick Rose. Pernah menjadi MVP NBA tahun 2011, membuat semua mata tertuju pada guard andalan Chicago Bulls saat itu.

Masa jaya Rose terjadi di tahun 2010, dirinya seakan-akan mampu menjadi harapan publik Chicago setelah ditinggal Michael Jordan.

Pada tahun tersebut, Derrick Rose menjadi pemain ketiga dalam sejarah NBA yang mampu memperoleh 2.000 poin dan 600 assist dalam satu musim! Rekor yang hanya mampu diraih oleh Michael Jordan dan LeBron James terhitung sejak tahun 1972/1973.

Rawan akan cedera jadi satu nilai minus bagi Rose. Ini membuatnya seringkali tak mampu kembali ke performa terbaiknya.

Masih percaya akan kemampuannya, LeBron akhirnya memilih Rose untuk bermain bersamanya di Cleveland Cavaliers pada tahun 2017. Hanya sempat bermain 16 pertandingan bersama LeBron, Derrick Rose dibuang oleh Cavs di pertengahan musim.

Ben Wallace

Penggemar basket millennial mungkin cukup asing dengan Ben Wallace. Ben Wallace adalah salah satu defender terbaik sepanjang sejarah NBA dengan menjadi Defensive Player of the Year (DPOY) sebanyak 4 kali.

Sejak bergabung bersama Detroit Pistons di tahun 2000, Wallace punya perolehan yang unik. Rataan poin yang sedikit, tetapi konsisten menjadi salah satu yang terbaik dalam hal rebound dan block.

Alhasil, dirinya menjadi lawan menakutkan bagi setiap big man NBA saat itu. Highlight terbaik sepanjang kariernya tentu saat ia mampu mengunci pergerakan center paling eksplosif di NBA, Shaquille O’Neal pada dua edisi final berturut-turut.

Dengan mental juara serta skill defense yang mumpuni, Wallace memutuskan untuk bergabung bersama Cleveland Cavaliers yang dipimpin Mike Brown. Bermain dengan center andalan, Zydrunas Ilgauskas membuat Wallace harus digeser ke posisi Power Forward.

Performance Ben Wallace perlahan mengalami penurunan. Dirinya pun di-trade oleh Cavs untuk mendapatkan musuh bebuyutannya sendiri, Shaquille O’Neal. Wallace akhirnya menutup kariernya di tim yang telah membesarkan namanya, Detroit Pistons.